Senin, 25 Maret 2013

Tentang Bekasi


gb

Pemetaan Wilayah melalui Foto Udara dan Peningkatan Pengelolaan Kota

           
Kejadian bencana banjir di kota bekasi dan DKI Jakarta tanggal 17 sd 19 januari 2013 kemarin membuka pemikiran bahwa pengelolaan kota selama ini belum optimal, berbagai pendapat  baik konstruktif maupun yang kritik banyak muncul di media belakangan ini.  Perlu pemahaman dasar yang sama agar kita dapat membanguan kota bekasi secara optimal dengan keterlibatan semua pihak  sehingga penyelesaian masalah kota tidak hanya wacana yang dipotong ditengah jalan karena pihak-pihak yang terlibat tidak paham secara utuh permasalahan pengelolaan kota.

            Sebagai langkah awal yang paling dasar untuk mempersiapkan semua rencana dan aplikasi kegiatan pengelolaan pembangunan kota adalah adanya informasi yang akurat tentang kondisi wilayah, yang meliputi informasi tentang geomorpologi, kondisi infrasruktur, lokasi rawan bencana (banjir, longsor, gempa, erosi, kebakaran, dll), kondisi jalur evakuasi, kondisi pemanfaatan lahan, dan lain sebagainya.
Kondisi yang akurat dan mutahir tentang kondisi wilayah tersebut dilakukan melalui pemetaan wilyah yang dapat diperoleh dari berbagai sumber, seperti peta geomorlogi, data citra satelit, data foto udara ataupun pemetaan langsung.  peta ini harus disiapkan secara detail agar diperoleh gambaran yang tepat sehingga penanganan dan pengelolaannya efektif.
Kebutuhan akan pemetaan wilayah ini sangat penting, karena sesuai dengan amanat UU Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang mewajibkan pemerintah menyediakan data informasi rupa bumi atau peta dasar dengan skala besar, yakni 1:1.000, meliputi seluruh wilayah Indonesia.
Pemetaan adalah bentuk dari Informasi Geospasial (IG) yang merupakan alat bantu dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. IG sangat berguna sebagai sistem pendukung pengambilan kebijakan dalam rangka mengoptimalkan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan ketahanan nasional, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam, penyusunan rencana tata ruang, perencanaan lokasi investasi dan bisnis perekonomian, penentuan garis batas wilayah, pertanahan, dan kepariwisataan. IG juga merupakan informasi yang amat diperlukan dalam penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan hidup, dan pertahanan keamanan.
Dengan menyadari pentingnya IG dalam pembangunan di berbagai sektor, IG harus dijamin kemutakhiran dan keakuratannya serta diselenggarakan secara terpadu. Hal ini untuk menghindari adanya kekeliruan, kesalahan, dan tumpang tindih informasi yang berakibat pada ketidakpastian hukum, inefisiensi anggaran pembangunan, dan inefektivitas informasi.  
Kondisi Informasi Geospasial yang ada di Kota Bekasi dapat digambarkan sebagai berikut:    
-         Database yang dimiliki Kota Bekasi saat ini bedasarkan data dasar dari foto udara tahun 1998 dan citra satelit tahun 2005, sehingga apabila dibandingkan perkembangan dan permasalahan kota yang dihadapi saat ini, informasi kota yang dimiliki masih jauh dari kebutuhan perencanaan yang tepat. Misalnya data system jaringan drainase belum didasarkan pada posisi topografi yang tepat, sehingga perencanaan pengendalian banjir jadi kurang tepat sasaran.
-      Skala dari database infrastruktur yang dimiliki belum dapat dijadikan dasar bagi perencanaan teknis yang tepat, sehingga untuk setiap tahun  anggaran perlu dilokasikan biaya survey, pengukuran dan perencanaan yang cukup besar. Dengan demikian kegiatan perencanaanpun menjadi tidak effesien.
Uraian tentang kondisi data base dan pemetaan kota bekasi saat ini adalah sebagai berikut:

 


No


Kegiatan





Uraian Produk


Manfaat


1.
Foto udara Kota Bekasi
(Data Tahun 1998)
1
Produk yang dihasilkan berupa: Peta Mozaik Foto udara Black White (BW) skala 1:25.000, Peta Kontur interval 2 meter, Peta garis dasar Jalan, Drainase skala 1:5000.
(Kondisi saat ini data yang masih ada berupa data foto digital BW)
Data ini dipakai dasar:
-          penyusunan RTRW Kota Bekasi Thn 2000 – 2010
-          Masterplan Drainase Thn 2002 (sampai saat ini keberadaan produk ini tidak jelas)
2
Tahun 2001, 2002 dan 2003, data ini dikembangkan dan dipakai oleh Pusat data perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah (PDP3D) yang meliputi :  Data base perencanaan dan pengendalian berbasis Geographic information system (GIS), Sistem aplikasi PDP3D, Peta garis dalam format digital, Peta garis cetak skala 1:5000 dan 1:25.000


2.
Peta tematik Kota Bekasi
Dan Sistem data spasial Kota Bekasi (Tahun 2005)
1.


Data dan Peta diperoleh dari Citra satelit ikonos-2, produk yang dihasilkan (skala 1 : 5.000 dan 1: 25.000) berupa:  



-          Peta garis tematik
-          Peta indeks lokasi peta Vektor peta dasar dan tematik dalam bentuk digital (CD-ROM)
-          Orthocitra ikonos-2 dalam bentuk digital
Data ini dipakai sebagai :
-          dasar Penyusunan Revisi RTRW Kota Bekasi (sesuai UU 26/2007 harus ditinjau dalam waktu 5 tahun)

-          Rujukan Penyusunan GIS Tranpostasi, Pendidikan, PBB.
-          Alat pengendalian pemanfaatan Ruang
2
Data base spasial kota bekasi berbasis Geographic information system (GIS) berupa : Software aplikasi Sistem data spasial Kota Bekasi dan Hardware pendukung sistem data spasial Kota Bekasi

Dari data base dan peta yang ada tersebut pemanfaatannya lebih banyak digunakan untuk Penataan Ruang (perencanaan dan pengendalian ruang) yang bersifat 2 dimensi, dari skala dan jenis informasi yang dimiliki tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan teknis terutama untuk perencanaan drainase karena interval kontur yang ada adalah 2 meter, sementara kondisi lahan di Kota Bekasi adalah relatif datar memerlukan ketelitian dengan interval kontur min  50 cm.
 Selain itu kondisi data yang ada berdasarkan waktu akuisisi / pengambilan data Foto Udara pada tahun 1998, sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pembangunan saat ini, sehingga sangat diperlukan updating informasi. (perubahan bentang alam yang tinggi akibat pembangunan, misalnya pembangunan JORR, pusat-pusat perdagangan dll).  
 Pemetaan yang akan di lakukan di Kota Bekasi sebagai wujud Informasi Geospasial yang akan dilakukan berdasarkan data dari foto udara dan Lidar, hal ini dilakukan karena berdasarkan pertimbangan :  

-         Dari beberapa teknologi pemetaan yang berkembang selama ini, penggunaan teknologi lidar  adalah yang paling rasional dan ekonomis  dari segi kecepatan waktu maupun produk yang dihasilkan.
-         Keunggulan LIDAR dibandingkan dengan pemetaan teresterial, adalah teknologi ini mampu mengakuisisi data hingga 200 Khz atau 200.000 titik per detik, dan dapat menghasilkan data ketinggian dengan kerapatan 25 titik/m2. Dengan demikian, sistem pemetaan dengan menggunakan LIDAR terbilang jauh lebih cepat dan akurat dibandingkan teknologi-teknologi konvensional yang akan memerlukan waktu sangat lama, mungkin dalam hitungan tahun,
-         pemetaan dengan LIDAR mampu menghasilkan peta dengan sangat detail dan kompleks. Tak hanya mampu menggambarkan permukaan atau topografi lokasi, tapi juga seluruh benda atau obyek yang ada di atas lahan.
-        pemetaan wilayah yang dapat menghasilkan data akurat, detail dalam format data 3 Dimensi.
-   Penggunaan teknologi ini dipilih karena Kondisi wilayah di Kota Bekasi yang sebagian besar sudah terbangun serta kondisi lalulintas yang padat menjadi kendala dari pengukuran  dengan metode teristis / pengukuran langsung, sehingga validitas data dan informasi yang dihasilkan akan ada penyimpangan /deviasi.
   
 Tujuan Pemetaan
a.   Tersedianya data teknis rupa bumi kota bekasi yang mempunyai skala detail 1:1000, data ini akan sangat berguna untuk perencanaan teknis infrastruktur kota (jalan, drainase, pengendalian banjir). Dengan tersedianya data tersebut akan lebih didapat efesiensi yang signifikan dalam biaya perencanaan teknis.
b. Tersedianya data yang compatible dengan berbagai aplikasi perencanaan teknis seperti AUTO CAD dll, dengan demikian kecepatan pemenuhan kebutuhan perencanaan teknis yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan yang semakin dinamis dapat dipenuhi dengan segera.
c.   Tersedianya data yang mutakhir, terkini yang meliputi penggunaan lahan secara detail baik dari aspek jenis dan fungsi pemanfaatan maupun aspek intensitas pemanfaatan yang menyangkut ketinggian dll. Data base yang mencakup 3 dimensi sangat bermanfaat bagi pengendalian tata ruang dan pembangunan secara terintegrasi.

 Manfaat hasil pemetaan  
Manfaat data yang dihasilkan dari pemetaan melalui teknologi LIDAR:
a.      Akurasi data yang detail dengan tingkat deviasi berkisar +/- 10 cm, akan memberikan efesiensi tinggi dalam perencanaan teknis. Biaya survey dan desain akan menjadi sangat efesien, selain itu data detail yang dihasilkan akan lebih luas dan menyeluruh dari pengukuran biasa, karena seluruh permukaan bumi dan semua yang ada diatasnya akan terekam akurat.
b.      Data akurat yang dihasilkan akan otomatis tersajikan dalam format 3 dimensi, hal ini akan memberikan keuntungan banyak dalam perencanaan teknis, misalnya:
-   Dalam perencanaan penanganan banjir, akan dengan mudah dapat disimulasi kondisi genangan dan arah sodetannya. Volume genangan air, kapasitas tampungan yang dibutuhkan, waktu genangan, dsb akan secara cepat dapat diidentifikasi dan dihitung sehingga penanganan banjir akan lebih optimal.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar