Pemetaan Wilayah melalui Foto Udara dan Peningkatan Pengelolaan Kota
Kejadian bencana banjir di kota bekasi dan DKI Jakarta tanggal
17 sd 19 januari 2013 kemarin membuka pemikiran bahwa pengelolaan kota
selama ini belum optimal, berbagai pendapat baik konstruktif maupun
yang kritik banyak muncul di media belakangan ini. Perlu pemahaman
dasar yang sama agar kita dapat membanguan kota bekasi secara optimal
dengan keterlibatan semua pihak sehingga penyelesaian masalah kota
tidak hanya wacana yang dipotong ditengah jalan karena pihak-pihak yang
terlibat tidak paham secara utuh permasalahan pengelolaan kota.
Sebagai
langkah awal yang paling dasar untuk mempersiapkan semua rencana dan
aplikasi kegiatan pengelolaan pembangunan kota adalah adanya informasi
yang akurat tentang kondisi wilayah, yang meliputi informasi tentang
geomorpologi, kondisi infrasruktur, lokasi rawan bencana (banjir,
longsor, gempa, erosi, kebakaran, dll), kondisi jalur evakuasi, kondisi
pemanfaatan lahan, dan lain sebagainya.
Kondisi
yang akurat dan mutahir tentang kondisi wilayah tersebut dilakukan
melalui pemetaan wilyah yang dapat diperoleh dari berbagai sumber,
seperti peta geomorlogi, data citra satelit, data foto udara ataupun
pemetaan langsung. peta ini harus disiapkan secara detail agar
diperoleh gambaran yang tepat sehingga penanganan dan pengelolaannya
efektif.
Kebutuhan
akan pemetaan wilayah ini sangat penting, karena sesuai dengan amanat
UU Nomor 4 tahun 2011 tentang Informasi Geospasial yang mewajibkan
pemerintah menyediakan data informasi rupa bumi atau peta dasar dengan
skala besar, yakni 1:1.000, meliputi seluruh wilayah Indonesia.
Pemetaan
adalah bentuk dari Informasi Geospasial (IG) yang merupakan alat bantu
dalam perumusan kebijakan, pengambilan keputusan, dan/atau pelaksanaan
kegiatan yang berhubungan dengan ruang kebumian. IG sangat berguna
sebagai sistem pendukung pengambilan kebijakan dalam rangka
mengoptimalkan pembangunan di bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
ketahanan nasional, khususnya dalam pengelolaan sumber daya alam,
penyusunan rencana tata ruang, perencanaan lokasi investasi dan bisnis
perekonomian, penentuan garis batas wilayah, pertanahan, dan
kepariwisataan. IG juga merupakan informasi yang amat diperlukan dalam
penanggulangan bencana, pelestarian lingkungan hidup, dan pertahanan
keamanan.
Dengan
menyadari pentingnya IG dalam pembangunan di berbagai sektor, IG harus
dijamin kemutakhiran dan keakuratannya serta diselenggarakan secara
terpadu. Hal ini untuk menghindari adanya kekeliruan, kesalahan, dan
tumpang tindih informasi yang berakibat pada ketidakpastian hukum,
inefisiensi anggaran pembangunan, dan inefektivitas informasi.
Kondisi Informasi Geospasial yang ada di Kota Bekasi dapat digambarkan sebagai berikut:
- Database
yang dimiliki Kota Bekasi saat ini bedasarkan data dasar dari foto
udara tahun 1998 dan citra satelit tahun 2005, sehingga apabila
dibandingkan perkembangan dan permasalahan kota yang dihadapi saat ini,
informasi kota yang dimiliki masih jauh dari kebutuhan perencanaan yang
tepat. Misalnya data system jaringan drainase belum didasarkan pada
posisi topografi yang tepat, sehingga perencanaan pengendalian banjir
jadi kurang tepat sasaran.
- Skala
dari database infrastruktur yang dimiliki belum dapat dijadikan dasar
bagi perencanaan teknis yang tepat, sehingga untuk setiap tahun
anggaran perlu dilokasikan biaya survey, pengukuran dan perencanaan yang
cukup besar. Dengan demikian kegiatan perencanaanpun menjadi tidak
effesien.
Uraian tentang kondisi data base dan pemetaan kota bekasi saat ini adalah sebagai berikut:
No
|
Kegiatan
|
|
Uraian Produk
|
Manfaat
|
1.
|
Foto udara Kota Bekasi
(Data Tahun 1998)
|
1
|
Produk yang dihasilkan berupa: Peta Mozaik Foto udara Black White (BW) skala 1:25.000, Peta Kontur interval 2 meter, Peta garis dasar Jalan, Drainase skala 1:5000.
(Kondisi saat ini data yang masih ada berupa data foto digital BW)
|
Data ini dipakai dasar:
- penyusunan RTRW Kota Bekasi Thn 2000 – 2010
- Masterplan Drainase Thn 2002 (sampai saat ini keberadaan produk ini tidak jelas)
|
2
|
Tahun
2001, 2002 dan 2003, data ini dikembangkan dan dipakai oleh Pusat
data perencanaan dan pengendalian pembangunan daerah (PDP3D) yang
meliputi : Data base perencanaan dan pengendalian berbasis Geographic information system (GIS), Sistem aplikasi PDP3D, Peta garis dalam format digital, Peta garis cetak skala 1:5000 dan 1:25.000
|
2.
|
Peta tematik Kota Bekasi
Dan Sistem data spasial Kota Bekasi (Tahun 2005)
|
1.
|
Data dan Peta diperoleh dari Citra satelit ikonos-2, produk yang dihasilkan (skala 1 : 5.000 dan 1: 25.000) berupa:
- Peta garis tematik
- Peta indeks lokasi peta Vektor peta dasar dan tematik dalam bentuk digital (CD-ROM)
- Orthocitra ikonos-2 dalam bentuk digital
|
Data ini dipakai sebagai :
- dasar Penyusunan Revisi RTRW Kota Bekasi (sesuai UU 26/2007 harus ditinjau dalam waktu 5 tahun)
- Rujukan Penyusunan GIS Tranpostasi, Pendidikan, PBB.
- Alat pengendalian pemanfaatan Ruang
|
2
|
Data
base spasial kota bekasi berbasis Geographic information system (GIS)
berupa : Software aplikasi Sistem data spasial Kota Bekasi dan
Hardware pendukung sistem data spasial Kota Bekasi
|
Dari
data base dan peta yang ada tersebut pemanfaatannya lebih banyak
digunakan untuk Penataan Ruang (perencanaan dan pengendalian ruang) yang
bersifat 2 dimensi, dari skala dan jenis informasi yang dimiliki
tidak dapat dipergunakan sebagai dasar untuk perencanaan teknis
terutama untuk perencanaan drainase karena interval kontur yang ada adalah 2 meter, sementara kondisi lahan di Kota Bekasi adalah relatif datar memerlukan ketelitian dengan interval kontur min 50 cm.
Selain itu kondisi data yang ada berdasarkan waktu akuisisi / pengambilan data Foto Udara pada tahun 1998, sudah tidak sesuai lagi dengan kebutuhan perencanaan pembangunan saat ini, sehingga sangat diperlukan updating informasi. (perubahan bentang alam yang tinggi akibat pembangunan, misalnya pembangunan JORR, pusat-pusat perdagangan dll).
Pemetaan
yang akan di lakukan di Kota Bekasi sebagai wujud Informasi Geospasial
yang akan dilakukan berdasarkan data dari foto udara dan Lidar, hal ini
dilakukan karena berdasarkan pertimbangan :
- Dari
beberapa teknologi pemetaan yang berkembang selama ini, penggunaan
teknologi lidar adalah yang paling rasional dan ekonomis dari segi
kecepatan waktu maupun produk yang dihasilkan.
- Keunggulan
LIDAR dibandingkan dengan pemetaan teresterial, adalah teknologi ini
mampu mengakuisisi data hingga 200 Khz atau 200.000 titik per detik, dan
dapat menghasilkan data ketinggian dengan kerapatan 25 titik/m2. Dengan
demikian, sistem pemetaan dengan menggunakan LIDAR terbilang jauh lebih
cepat dan akurat dibandingkan teknologi-teknologi konvensional yang
akan memerlukan waktu sangat lama, mungkin dalam hitungan tahun,
- pemetaan
dengan LIDAR mampu menghasilkan peta dengan sangat detail dan kompleks.
Tak hanya mampu menggambarkan permukaan atau topografi lokasi, tapi
juga seluruh benda atau obyek yang ada di atas lahan.
- pemetaan wilayah yang dapat menghasilkan data akurat, detail dalam format data 3 Dimensi.
- Penggunaan teknologi ini dipilih karena Kondisi
wilayah di Kota Bekasi yang sebagian besar sudah terbangun serta
kondisi lalulintas yang padat menjadi kendala dari pengukuran dengan
metode teristis / pengukuran langsung, sehingga validitas data dan
informasi yang dihasilkan akan ada penyimpangan /deviasi.
Tujuan Pemetaan
a. Tersedianya data teknis rupa bumi kota bekasi yang mempunyai skala detail 1:1000,
data ini akan sangat berguna untuk perencanaan teknis infrastruktur
kota (jalan, drainase, pengendalian banjir). Dengan tersedianya data
tersebut akan lebih didapat efesiensi yang signifikan dalam biaya
perencanaan teknis.
b. Tersedianya
data yang compatible dengan berbagai aplikasi perencanaan teknis
seperti AUTO CAD dll, dengan demikian kecepatan pemenuhan kebutuhan
perencanaan teknis yang diperlukan dalam perencanaan pembangunan yang
semakin dinamis dapat dipenuhi dengan segera.
c. Tersedianya
data yang mutakhir, terkini yang meliputi penggunaan lahan secara
detail baik dari aspek jenis dan fungsi pemanfaatan maupun aspek
intensitas pemanfaatan yang menyangkut ketinggian dll. Data base yang
mencakup 3 dimensi sangat bermanfaat bagi pengendalian tata ruang dan
pembangunan secara terintegrasi.
Manfaat hasil pemetaan
Manfaat data yang dihasilkan dari pemetaan melalui teknologi LIDAR:
a. Akurasi
data yang detail dengan tingkat deviasi berkisar +/- 10 cm, akan
memberikan efesiensi tinggi dalam perencanaan teknis. Biaya survey dan
desain akan menjadi sangat efesien, selain itu data detail yang
dihasilkan akan lebih luas dan menyeluruh dari pengukuran biasa, karena
seluruh permukaan bumi dan semua yang ada diatasnya akan terekam akurat.
b. Data
akurat yang dihasilkan akan otomatis tersajikan dalam format 3 dimensi,
hal ini akan memberikan keuntungan banyak dalam perencanaan teknis,
misalnya:
- Dalam
perencanaan penanganan banjir, akan dengan mudah dapat disimulasi
kondisi genangan dan arah sodetannya. Volume genangan air, kapasitas
tampungan yang dibutuhkan, waktu genangan, dsb akan secara cepat dapat
diidentifikasi dan dihitung sehingga penanganan banjir akan lebih
optimal.