Aku
*janganlah
engkau membicarakan kejelekanku dibelakangku, karena aku tak hina di
depanmu aku akan tetap tersenyum kamu akan bahagia dengan orang lain :)
*kata sang puitis diatas tinta-tinta yang berlumuran darah atas
pengkhiatan cinta dan tersusun dalam memori indahnya syair-syair yang
telah engkau ciptakan.
*pada waktu yang lain aku akan bahagia
seperti engkau dengannya, tapi entah kapan mungkin butuh waktu, detik
demi detik aku menunggu akan kepastian itu dengan kebahagianku.
*aku memandang langit yang selalu bersinar dengan indahnya bulan serta
bintang-bintang, segelap apapun hati seseorang dia akan mencari titik
terang dalam hidupnya begitupun dengan sinar yang begitu hangat untuk
dirinya.
*matahari selalu dengan sinar yang tak bosan menyinari
bumi serta isinya tidak lelah dengan keadaan sekarang, global warming,
efek rumah kaca, polusi engkau selalu yang terbaik untuk kami memberi
penyinaran yang begitu hangat.
*angin nan selalu setia dengan hembusan sejuknya dimalam hari menemani langkah seorang petualang dimalam hari.
*hujan selalu bertanda kesejahteraan dalam kesuburan tanah yang kami
tinggali, tak bernah bosan tuk mengunjungi kami setelah teriknya
matahari yang panas kini engkau basahi alam ini dengan kegembiraan.
*begitu juga air mata ini, selalu setia ketika tubuh ini tersakiti akan
selalu hadir tuk pertama kalinya dalam suasana yang tepat.
*senyummu begitu indah sehingga tak bisa ku ungkapan dengan kata-kata
akan tetapi hanya bisa ku tulisankan dengan secarik kertas, ku tuliskan
kata demi kata untuk ku ungkapkan begitu indahnya senyummu, tetapi
kata-kata tersebut hilang saat engkau bersamanya (*bukan aku).
*kata-kata seorang penulis tidak hanya bisa digambarkan dengan dirinya
saat dia sedang menuliskan kata-kata tersebut akan tetapi juga bisa
tertuang-kan oleh keadaan saat dia menulis bahkan saat keadaan orang
lain pada saat itu.
By: Faqieh Adyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar